Sabtu, 07 Januari 2012

Solusi Permasalahan Irigasi di Musim Kemarau

Sistem Irigasi Tetes

 
Sumber gambar :taman-rif.com

Sistem irigasi tetes adalah metode yang sebenarnya sudah lama dikembangkan di Indonesia,
Akan tetapi karena kurang sosialisasi, metode irigasi ini tidak diminati oleh petani. Jadi petani indonesia sudah pasti tahu sistem irigasi ini

Irigasi tetes adalah irigasi yang langsung memberikan air ke tanaman. 
Bedanya dengan sistem irigasi biasa adalah irigasi ini tidak membuat basah tanah di sekitar tanaman, jadi hanya di dekat tanaman saja yang dibasahi

Kelebihan sistem irigasi tetes antara lain :
  1. Efisiensi air yang dibutuhkan hingga 95% dibandingkan dengan 50 hingga 65% untuk biaya overhead penyiram
  2. Mengurangi kehilangan air akibat penguapan, limpasan, overspray, erosi dan angin
  3. Tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit
  4. Biaya yang dibutuhkan lebih sedikit
  5. Ketersediaan air yang kontinu baik untuk tanaman
  6. Dapat diatur pengyiramannya sesuai kebutuhan yang dikehendaki

Alat untuk membuat sistem irigasi tetes,antara lain:

Ada berbagai macam bentuk irigasi tetes
Bentuk sederhana, alat yang digunakan bisa menggunakan botol minuman mineral bekas yang dilubangi,ada juga yang mendirikan tandon kemudian dialirkan dengan selang kecil untuk tiap tanaman.

Menurut saya, bentuk yang sederhana ini dapat diaplikasikan(digunakan) dipot-pot tanaman  hias dirumah atau untuk irigasi sawah

Bentuk Modern
Komponen Sistem irigasi tetes yang lebih modern terdiri dari sumber air, sumber tenaga, pompa, dan pengatur tekanan, katup kendali dan perangkat Back-flow (antisiphon), saringan, jaringan lateral (distribution lines), emitter, serta peralatan kontrol dan Monitoring

Pompa dan tekanan
Sebagian besar sistem irigasi tetes dirancang untuk kebun pekarangan (home garden) dan memerlukan tekanan sebesar 8 sampai 12 pound/inch2. Jika sumber air berasal air pam, diperlukan satu atau dua pengatur tekanan yang dipasang pada jaringan distribusi utama (Purser, 1999).

Katup Kenadlu dan Perangkat Back-flow (antisipthon)
Dianjurkan untuk memasang katup kendali pada jaringan distribusi untuk sumber air yang berasal dari air pam atau sumur. Perangkat ini akan mencegah terkontaminasinya sumber air dari arus balik air irigasi (Purser, 1999). Lebih baik lagi apabila disertai dengan alat pengukur.

saringan
Suatu saringan yang efisien adalah komponen paling penting dari sistem irigasi tetes disebabkan oleh kelemahan adanya penyumbatan pada saringan. Kebanyakan air yang digunakan harus lebih bersih dari air minum. Sistem irigasi tetes biasanya memerlukan saringan kerikil, atau saringan pasir bertingkat. Rekomendasi dari pabrik pembuat emitter harus diikuti dalam memilih sistem saringan. Bila tidak terdapat rekomendasi seperti di atas, diameter pembukaan netto dari saringan harus lebih kecil dari 1/10 sampai ¼ dari diameter pembukaan emitter. Untuk air tanah yang bersih, suatu saringan ukuran 80 sampai 200 mesh sudah mencukupi (Schwab, 1992). Saringan diperlukan pada sistem irigasi tetes dan berfungsi untuk membuang pasir dan partikel bahan organik yang terlarut. Saringan ini akan membuang tanah, pasir dan partikel bahan organik yang terlarut, tetapi saringan tidak bisa membuang mineral terlarut, algae atau bakteri.
Untuk air dengan kandungan debu dan algae yang tinggi, diperlukan suatu saringan pasir yang didukung dengan saringan kain. Alat pemisah pasir yang terletak dibagian muka saringan mungkin diperlukan jika air mengandung cukup banyak pasir. Strainer pada jaringan dengan saringan yang bisa dipindah serta ulir pembersih sudah mencukupi bagi air dengan kandungan pasir yang kecil. Saringan sekunder bisa dipasang pada bagian pemasukan untuk masing-masing manifold. Hal ini dianjurkan sebagai tindakan pencegahan keamanan bila terjadi kecelakaan selama pembersihan atau kerusakan saringan memungkinkan partikel atau air tidak tersaring melewati bagian dalam sistem (Schwab, 1992).

Jaringan Lateral (distribution lines)
Jaringan lateral bisa berupa selang atau pipa air dari karet, tapi untuk sistem irigasi permanen, pipa PVC merupakan alternatif terbaik (Purser, 1999).
Jaringan lateral bisa diletakkan sepanjang baris pohon, dan diperlukan beberapa emitter untuk tiap pohon. Kebanyakan lateral memiliki emitter majemuk, seperti tabung spaghetti atau jaringan pigtail. Bisa disediakan satu atau dua lateral per baris tergantung pada ukuran pohon. Untuk pohon kecil, satu jaringan lateral sudah mencukupi (Schwab, 1992).

Emitter
Tersedia beberapa tipe dan rancangan emitter secara komersial. Emitter mengendalikan aliran dari jaringan lateral. Tekanan sangat berkurang oleh emitter, kehilangan ini dilaksanakan oleh bukaan kecil, lintasan aliran panjang, ruang vortex, pengaturan secara manual, atau peralatan mekanis lainnya. Beberapa emitter diatur oleh tekanan dengan merubah panjang dan penampang melintang lintasan aliran atau ukuran lubang (orifice). Emitter ini memberikan debit yang relatif tetap pada berbagai kisaran tekanan. Beberapa emitter dapat membersihkan dirinya sendiri dan mencuci secara otomatis. Pipa sarang atau tabung mempunyai banyak lubang-lubang kecil seperti ditunjukkan pada. Kebanyakan emitter diletakkan pada permukaan tanah, tetapi bisa juga ditanam pada kedalaman yang dangkal untuk proteksi (Schwab, 1992).

Peralatan kontrol dan Monitoring
Peralatan yang diperlukan untuk mengontrol dan memonitoring sistem irigasi tetes (Purser, 1999):
  • Pengukur tekanan sebaiknya dipasang untuk memonitor tekanan pada sistem irigasi tetes.
  • Katup pengendali sebaiknya diletakkan antara sumber air dan jaringan lateral. Jika sumber air dari sumur, sungai, atau kolam, sebaiknya dipasang perangkat back-flow untuk mencegah kemungkinan kontaminasi arus balik dari air irigasi ke sumber air.
  • Tensiometer atau peralatan lain yang bisa mengukur kelembaban tanah sangat membantu.

 
Gambar 1.    Komponen-komponen sistem irigasi tetes (digambar ulang dari Purser, 1999 dan James, 1988).


Alat-Alat sistem Irigasi tetes lainnya dapat di lihat di http://id.egardenlighting.eu/sistem-irigasi-tetes_1.asp


Menurut saya, bentuk modern ini lebih cocok untuk sawah dan perkebunan