Sabtu, 05 Mei 2012

ENERGI ALTERNATIF(BIOETHANOL) DARI JERAMI

 picture:metawy-fisika08.blogspot.com


Selama ini, jerami hanya jadi bahan buangan setelah padi dipisahkan untuk diolah jadi beras. Kalaupun ada yang memanfaatkan, jerami digunakan untuk bahan pembersih atau juga kerajinan tangan. Meski begitu, jumlahnya pun tak banyak dan justru akhirnya hanya dibakar atau jadi bahan pakan ternak.

Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel.
  Namun, jerami padi tidak dapat langsung difermentasi menjadi bioethanol.  Jerami padi perlu diberi perlakuan awal terlebih dahulu untuk menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana sebelum difermentasi menjadi bioethanol.  Teknik perlakuan awal yang efektif (mudah dan cepat) dan efisien (murah) untuk biomasa limbah agroindustri jerami padi secara kimia belum ditemukan dan perlu diteliti.

Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. "Semua dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan," sebut Xiujin Li dari Universitas Teknologi Kimia Beijing. 
Sumber:

  
Produksi biohidrogen dan bioetanol dapat menggunakan bahan baku limbah yang mengandung selulosa, diantaranya adalah jerami padi. Diantara komponen yang terdapat pada jerami padi, kandungan selulosa yang paling besar sebanyak 37,71 %, maka selulosa merupakan bahan yang sangat menjanjikan untuk di konversi menjadi glukosa sebagai bahan baku biofuel yang merupakan energi yang dapat diperbaharui. Enzim yang digunakan dalam proses hidrolisis adalah enzim selulase. Percobaan ini bertujuan untuk menyediakan glukosa sebagai bahan baku untuk produksi biofuel dan menentukan kondisi optimum pada proses hidrolisis enzimatik jerami padi menggunakan selulase dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger.

Pre-treatment jerami padi secara mekanik dapat dilakukan dengan mengeringkan jerami padi di panas matahari, memotong 1 cm, menggiling jerami dengan milling, dan mengayak jerami padi dengan menggunakan screener. Pre-treatment jerami padi secara kimiawi dapat dilakukan dengan menambahkan NaOH 1% yang berfungsi untuk menghilangkan lignin, memanaskan dan mengaduk dengan stirrer selama 8 jam dengan suhu 80C, memisahkan campuran tersebut dengan pompa vakum, dan mengoven jerami padi pada suhu 100C selama 2 jam. Membuat media pertumbuhan mikroorganisme penghasil enzim selulase yaitu jamur Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan menggunakan PDA (potato dextrose agar), dilanjutkan dengan produksi enzim selulase, dan terakhir menghidrolisis jerami padi menjadi glukosa dengan enzim selulase. 
Created by :
SANJAYA, WAYAN ; ADRIANTI, SHELYRIA 

ada penelitian lain yang mengungkapkan pembuatan bioethanol sebagai berikut:
jerami padi dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105oC sampai kadar air 0% dan dilakukan pengecilan ukuran (40 mesh). Kemudian, jerami padi dianalisis kadar selulosa, hemiselulosa, dan ligninnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian.  Setelah dianalisis, jerami padi direndam dalam larutan H2SO4 (0 – 1.2 M) dengan waktu 12-72 jam (suhu ruang) dan 15-45 menit (suhu 121oC).  Hasil glukosa optimal (420.063 µg/mL) diperoleh dari  jerami padi yang direndam dalam larutan H2SO4 0.05 M pada suhu 121oC selama 15 menit; sedangkan jerami padi yang direndam dalam larutan H2SO4 0.05 M selama 48 jam pada suhu ruang menghasilkan glukosa sebesar 170.755 µg/mL.
sumber:






0 komentar: