Senin, 03 September 2012

Sekedar Info Mengenai Pakan Ternak Sapi/Kambing

Konsentrat

Konsentrat Sapi Ternak ruminansia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengkonversikan bahan pakan yang berkualitas rendah menjadi produk hasil ternak yang berkualitas tinggi. Kemampuan ini karena adanya mikroorganisme yang mampu memanfaatkan bahan pakan yang berserat kasar tinggi menjadi sumber energi, perombakan serat ini dilakukan oleh bakteri sellulolitik dengan bantuan enzym sellulase yang dihasilkannya. Mampu memanfaatkan protein berkualitas rendah menjadi sumber protein yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak.
Berbeda dengan unggas, ternak ruminansia mampu memanfaatkan sumber Nitrogen dari bahan baku yang mengandung nitrogen seperti halnya urea, ammonia, biuret diubah menjadi protein mikrobial yang memiliki kualitas yang lebih tinggi untuk diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Dalam pembuatan konsentrat sapi kualitas protein bahan tidak mutlak, mengingat adanya kemampuan bakteri rumen yang mampu menyediakan sumber protein yang dapat mencukupi kebutuhan ternak.
Hal ini dapat maksimal bila sapi mengkonsumsi ransum yang betul betul diperhitungkan zat-zat makanan yang dapat menstimulir pertumbuhan dan perkembangan populasi mikroba dalam rumen, sehingga mampu mencerna secara maksimal semua pakan yang dikonsumsi. Bahan yang umum digunakan dalam pembuatan konsentrat sapi pada umumnya relatip lebih rendah harganya dibandingkan harga bahan untuk unggas. Ketersediannya didalam negeri cukup terjamin, dari berbagai percobaan dilapangan telah banyak limbah pertanian dan hasil ikutan pabrik yang dapat digunakan sebagai pakan sapi. Agar konsentrat dapat memberikan hasil yang maksimal, harus mengetahui riwayat perlakuan pada bahan sebelumnya, berapa besar batasan penggunaan bahan. Hal ini disebabkan adanya faktor pembatas yang akan mengakibatkan tidak disukainya oleh ternak (palatabilitas rendah), kecernaan jadi menurun dan pada gilirannya akan menurunkan konversi pakan. Ukuran partikel konsentrat sapi ini berbeda-beda berdasarkan kebiasaan dalam pemberian pakannya.
Para peternak sapi perah menghendaki ada tekstur konsentrat lembut dengan ukuran saringan (srceen) 4mm. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan pemberian pakan yang dicampur air (dikombor). Bila tekturnya kasar makan sebagian bahan bahan akan mengambang, keadaan ini tidak disukai.
Pemberian pakan dalam keadaan basah ini sebetulnya kurang baik,mengingat konsentrat yang tersisa dalam bak pakan akan menjadi asam dan menjadi sumber penyakit (tumbuhnya bakteri pathogen) yang dapat menyebabkan ternak sakit . Kebiasaan pemberian pakan di Feedlot (tempat penggemukan sapi) dimana pemberian konsentrat diberikan dalam jumlah yang banyak 70% sampai 80% dari total konsumsi, pemberian dalam bentuk kering lebih praktis dan menghemat tenaga kerja . Tektur yang dikehendaki oleh ternak sapi penggemukan biasanya kasar. Dalam pembuatannya bahan-bahan yang masih berbentuk bongkahan terlebih dahulu dihancurkan satu kali tanpa menggunakan saringan, produk yang dihasilkan diameternya kurang lebih 1 cm.


Jerami Fermentasi

Ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing) dapat memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian seperti jerami padi. Pada musim kemarau, jerami padi (kering) merupakan pakan ternak utama.
Jerami padi sebagai pakan mempunyai be-berapa kelemahan yaitu rendahnya kecernaannya karena tingginya kandungan serat (berlignin) dan rendahnya kandungan nilai gizi (protein, bahan organik, dsb). Upaya untuk membantu meme-cahkan permasalaahan kuantitas dan kualitas pakan adalah dengan menggunakan teknologi fermentasi.
Pada prinsipnya, penggunaan jerami fermentasi dapat dilakukan dengan menggunakan jerami segar habis panen atau jerami kering. Pada saat jerami padi melimpah seperti setelah selesai panen, jerami dapat difermentasi untuk selan-jutnya disimpan hingga 6 bulan dari pembuatan. Ditinjau dari kuantitas nutriennya (nilai gizi), fermnetasi dapat meningkatkan nilai gizi jerami. 
PERSYARATAN
Kadar air jerami padi 40-45 %.
Terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung.

BAHAN-BAHAN
Jerami kering atau jerami segar setelah diangin-anginkan (kadar air ± 40 %).
Starter berupa Starbio atau lainnya sebanyak 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi.
Pupuk urea 0,50 kg untuk setiap 100 kg jerami padi.
Air sebanyak 40 liter untuk setiap 100 kg jerami padi kering; sedangkan untuk jerami segar tidak perlu ditambahkan air.

CARA PEMBUATAN (untuk 100 kg )
Timbang jerami padi kering 100 kg.
Sediakna air sebanyak 40 liter dalam ember.
Timbang starter sebanyak 0,50 kg dan urea sebanyak 0,50 kg.
Jerami ditumpuk sejajar lapis demi lapis dengan ketebalan 25 cm (dengan ukuran dasar panjang 2,50 m x lebar 2,50 m).
Diatas lapisan disiram air yang telah dicampur urea sampai merata (untuk jerami kering; sedangkan untuk jerami segar tidak perlu disiram air).
Ditaburi starter hingga merata.
Ditumpuki selapis jerami padi (± 25 cm) sambil diinjak-injak hingga memadat.
Diulangi lagi penyiraman air diatas lapi-san jerami padi tersebut hingga merata.
Diulangi lagi penaburan starter hingga merata dan demikian seterusnya hingga selesai.
Setelah selesai, bagian atas ditutupi daun-daun kering seperti daun pisang atau daun lainnya.
Pembuatan jerami padi selesai dan dibiarkan minimal 3-4 minggu.
Setelah 3-4 minggu jerami padi fermentasi (tape dami) siap diberikan kepada ternak, namun sebelum diberikan terlebih dahulu diangin-anginkan.

JERAMI PADI FERMENTASI YANG BAIK
Baunya agak harum.
Warna kuning agak kecoklatan (warna dasar jerami masih nampak kelihatan).
Teksturnya lemas (tidak kaku)
Tidak busuk dan tidak berjamur.

pustaka: diambil dari berbagai sumber. google

 

0 komentar: