Keluarga PERMATETA FTP UGM 2011

Tentara pangan Indonesia .

Keluarga Departemen Pengabdian Masyarakat PERMATETA UGM

Foto Bersama dengan Masyarakat Desa Percontohan untuk Belajar Pembuatan MOCAF.

Keripik Jamur Merapi "KRPPI"

Cocok buat Oleh-oleh dan Lauk atau dll, Pemesanan dan info Hub 085643972161.

Postingan Terbaru

Cara Mengatasi Hama Lalat pada Sapi.

Pertanian Indonesia Kini dan Nanti

Mewujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia Berbasis Teknologi Pertanian.

Selasa, 10 Januari 2012

Teknologi untuk Mengurangi Dampak Hilangnya Gabah Pasca Panen

Kendala yang biasa dihadapi petani pasca panen adalah hilangnya atau susutnya hasil produksi pertanian 

Penyebab hilangnya hasil produksi pertanian pasca panen antara lain :
  1. Pada saat proses pengeringan, umumnya petani melakukannya di tempat yang lapang atau lapangan. Tempat tersebut dipilih kebayakan petani karena tempatnya luas dan tidak ada penghalang sinar matahari di sekitarnya. Akan tetapi, petani kurang memperhatikan masalah keamanan terhadap hewan hewan pemangsa hasil penen, seperti burung, ayam, kambing, tikus dan lain-lainnya. Untuk itu, diperlukan suatu teknologi yang tepat. Sekarang telah berkembang alat pengering dengan berbagai bentuk. Ada yang bersumber energi dengan listrik dan ada juga yang bersumber energi dengan bahan bakar sekam.
  2. Setelah proses pengeringan, hasil panen ada yang dijual dan ada yang disimpan. Untuk tempat penyimpanan, patani umum masih mengandalkan ruang kosong dirumahnya atau gudang. Hal tersebut menurut saya kurang tepat karena belum terjamin keamanan terhadap predator hasil panen yang kita simpan. Predator tersebut seperti tikus, rayap, kutu, dll. Diperlukan suatu ruangan khusus untuk penyimpanan hasil panen. Ruang penyimpanan yang baik antara lain memperhatikan kebersihan, suhu, kelembapan ruangan, ketinggian ruang dengan tanah, dan sebisanya hasil panen ditumpuk dengan rapi. 

Kali ini, saya akan menyampaikan alat pengering dengan bahan bakar sekam karena bentuk alatnya sederhana dan bahan bakarnya mudah ditemukan

Alat pengering padi model ABC
sumber : http://oemahmatematika.com/agritechno/alat-pengeringan-gabah-berbahan-bakar-sekam
salah satu proses yang dilakukan petani sebelum memasarkan atau menyimpan hasil pertanian  padi adalah pengeringan, Pengeringan merupakan salah satu tahap kegiatan dalam penanganan pascapanen padi yang sangat menentukan rendemen dan mutu beras.keterlambatan atau tidak sempurnanya proses pengeringan gabah hasil panen akan menyebabkan rendahnya mutu beras giling,yang ditunjukan oleh tingginya butir pecah,menir,butir kuning,butir merah,gabah berkecambah dan turunya rendemen giling.untuk gabah yang akan disimpan sementara pengeringan harus dilakukan sampai kadar air minimal 17% agar gabah aman tidak terjadi kerusakan mutu.sedangkan untuk tujuan digiling,pengeringan harus dilakukan sampai kadar air sekitar 13-14% agar memberikan mutu beras giling yang baik.
Untuk mencapai mutu beras yang baik, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses pengeringan,yaitu (1)Gabah kering panen (GKP) yang akan dikeringka harus bermutu tinggi,(2) suhu pengeringan tidak boleh lebih dari 450C jika untuk dikonsumsi dan 400C jika untuk benih,(3) laju pengeringan ( penurunan kadar air) maksimum 2% perjam untuk dikonsumsi dan 1% perjam untuk benih.
Dari hasil samping proses penggilingan padi jumlah sekam diperoleh sekitar 30% dari berat gabah. Sekam ini dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan gabah dengan cara pembakaran tidak langsung agar bahan yang dikeringkan tidak berbau dan bertujuan untuk menekan biaya dalam pengeringan. Pada umumnya petani kita mengeringkan gabah hasil panennya dengan cara menjemur langsung disinar matahari. Hal ini tidak jadi masalah khususnya untuk panen panen padi pada musim kemarau.
Cara pengeringan ini dikenal sebagai cara murah dan mudah. Namun waktu panen padi yang jatuh pada musim hujan, cara penjemuran seringkali dapat menimbulkan masalah. Penjemuran tidak dapat dilaksanakan sehingga beras yang dihasilkan mutu dan harga jualnya rendah. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi petani.
Salah satu teknologi yang efektif untuk mengatasi permasalahan pengeringan hasil-hasil pertanian pada saat musim penghujan adalah mesin pengering berbahan bakar sekam (BBS) model ABC.BPTP kalimantan barat bekerjasama dengan BB sukamandi, dan pihak swasta (pemilik RMU di desa sungai itik, kecamatan sungai kakap, kabupaten kubu raya, kalimantan barat telah melakukan perakitan dan uji coba pengering gabah menggunakan box dryer BBS untuk menghasilkan beras bermutu. Uji coba pengeringan gabah dilakukan dengan menggunakan bahan gabah basah varietas ciherang. Uji coba pengeringan gabah dengan menggunakan metode “ pengeringan biji-bijian lapisan tipis”, parameter pengeringan yang diukur: suhu udara lingkungan (aambient) termasuk suhu bola kering (tbk) dan suhu bola basah (tbb), suhu plenum(tpl), suhu gabah perlapis, lapisan bawah (tb), lapisan tengah (tt), lapisan atas(ta),kadar air gabah perlapis, lapis bawah (mb), lapisan tengah(mt), lapisan atas(ma), kecepatan aliran udara pengering menembus tumpukan gabah (vu).
Sebelum proses pengeringan gabah dimulai terlebih dahulu dilakukan untuk kinerja setiap komponen peralatan box dryer bbs. Blower yang tekanan tinggi ditandai dengan sirip berbentuk sudu, blower ini digerakan oleh sebuah engine diesel 7,2 ps melalui transmisi pully-v-belt. Tekanan udara didalamplenum diperlukan agar udara pengering dapat mengalir keatas menembus tumpukan gabah dengan kecepatan < 6,5 m/ menit, maka upaya yang dilakukan yaitu mengganti pully pada engine dengan pully pada engine dengan pully yang garis tengahnya lebih besar=pully pada blower.
Kinerja
Tungku sekam model ABC dirancang sebagai tungku dengan pemanasan udara pengering secara tidak langsung (indirec heating) tungku bekerja secara alami menggunakan prinsip kerja dampak dari cerobong asap (chimney effect). Kinerja blower tidak ada hubungannya dengan kinerja tungku. Pada saat tungku dinyalakan blower harus dalam posisi bekerja.
Bak pengeringan terdiri dari dua bagian yang sama tingginya, ruang bagian bawah disebut plenum, dan bagian atas disebut ruang pengering. Plenum berfungsi untuk menampung udara pengering (udara panas) dengan tekanan tinggi sehingga udara panas didistribusikan ke gabah didalam ruang pengering harus sama. Hal ini menjadi tidak sama apabila gabahnya kotor atau titik-titik tertentu diijak-injak sehingga padat.
Hasil uji coba pengering gabah menunjukan proses pengeringan berjalan dengan baik.laju pengeringan rata-rata 0,64%/ jam. Proses pengeringan berlangsung dengan suhu rata-rata 42,75C dan kecepatan aliran udara pengerng menembus tumpukan gabah, vu=6,5m/menit. Dari hasil analisa biaya pengeringan dengan bahan bakar sekam sebesar rp. 40,-/kg GKP, biaya ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan pengering yang menggunakan bahan bakar minyak tanah (rp.150/kg GKp).
Selain untuk pengering gabah padi pengering box dryer BBS ini bisa juga digunakan untuk mengeringkan komoditas pertanian lainnya seperti jagung( dalam bentuk pipilan), kedelai, kopi,cengkeh dan sebagainnya.

Produk Pertanian Indonesia Diminati Naegara Lain

London, FaktaPos.com - Berbagai produk pertanian Indonesia seperti kopi, teh, rempah-rempah, mie instant dan karet diminati pengusaha di Serbia dan negara lain pada pameran Pertanian Internasional ke-78 yang diadakan di Novi Sad, Serbia.

Sekretaris Tiga KBRI Beograt Ance Maylany kepada Antara London, Minggu mengatakan Pameran Pertanian Internasional terbesar di Serbia itu diikuti 1500 perusahaan dari 55 negara berlangsung selama seminggu.
Ance Maylany menjelaskan dengan mengusung tema "Remarkablem Indonesia Products" Indonesia berupaya memperkenalkan potensi komoditas dan produk pertanian serta perkebunan unggulan kepada pengusaha Serbia dan kawasan.

Presiden Serbia, Boris Tadic yang membuka pameran Pertanian di Novi Sad berkunjung ke stand Indonesia serta berbincang-bincang dengan Dubes RI untuk Serbia, Semuel Samson.

Keikutsertaan KBRI dalam pameran terbesar di Serbia dan Eropa Tengah ini merupakan yang kedua kalinya dan stand Indonesia setiap harinya, mengusung tema yang berbeda-beda seperti minyak kelapa sawit, teh, kopi, coklat, kelapa, rempah-rempah dan mie instant.

Pada pameran kali ini, KBRI menggandeng tiga perusahaan besar yaitu Sinar Mas Group yang diwakili Chief Operating Officer yang juga Wakil Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia, Harry Hanawi.

Kemudian, PT. BT Cocoa yang diwakili Country Manager, Koray Saban Aksaru selaku dan Manajer Pemasaran yang berkedudukan di Istambul, Turki, Caglar Ciftci serta PT Indofood yang diwakili Manajer Keuangan Oktovianus Damia, dan Manajer Penjualan kantor cabang Serbia dan Balkan Nebojsa Panic.

Keikutsertaan Indonesia dalam pameran pertanian kali ini adalah dalam upaya meningkatkan kerja sama Indonesia- Serbia di bidang ekonomi dan perdagangan yang tercantum dalam Rencana Strategis KBRI Beograd 2010-2013.

Setiap harinya stand Indonesia mengadakan koktail guna menarik perhatian pengunjung sekaligus kesempatan bagi para pengusaha Serbia untuk lebih mengenal komoditas dan produk dari Indonesia.

Keragaman acara yang diadakan di stand Indonesia selama pameran berhasil membawa Indonesia memenangkan salah satu penghargaan, yaitu sebagai stand berpenampilan terbaik dalam visualisasi identitas.

Alternatif pasar Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar dalam acara coktail party yang diadakan di stand Indonesia mengemukakan perlunya alternatif pasar bagi komoditas dan produk Indonesia serta upaya peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Serbia.

Bersama dengan Wamendag, hadir Direktur Pemasaran Produk Pertanian dan Kehutanan, Kemendag, Yamanah yang juga berkesempatan berkunjung ke berbagai perusahaan yang berpartisipasi pada pameran pertanian tersebut.

Selama kunjungan kerja di Serbia, Wamendag dan tiga pengusaha Indonesia mengadakan pembicaraan dengan Kamar Dagang Serbia, Wakil Menteri Perdagangan dan Pertanian , pimpinanpParlemen dan Kamar Dagang Novi Sad serta Institute for Agriculture and Vegetable Crops NS Seme pusat penelitian benih unggul Serbia.

Berbagai pembicaraan dirancang guna menggambarkan pemangku kebijakan dan kepentingan Serbia untuk memberikan dukungan dan membuka diri kemungkinan kerja sama dengan Indonesia.

Para pengusaha Indonesia yang dipimpin Dubes RI di Beograd dan staf KBRI mengunjungi pabrik utama Serbia, di bidang hasil pertanian terkait dengan komoditas minyak sawit dan kakao.

Untuk minyak sawit, pembicaraan dilakukan dengan perusahaan Victoria Group, salah satu kelompok perusahaan besar di Serbia yang memproduksi minyak nabati dan biodiesel.

Sementara Dijamant dari Agrokom Group yang merupakan pabrikan minyak sayur dan berbagai produk makanan yang menggunakan minyak nabati seperti minyak sawit dan kakao berkunjung ke stand Indonesia.

Para pengusaha dari berbagai negara seperti Kroasia, Bosnia dan Herzegovina menyatakan ketertarikan mereka atas minyak sawit.

Sementara itu pengusaha dari Macedonia, Bosnia dan Herzegovina serta Mesir menyatakan ketertarikan dengan produksi kakao Indonesia.

Komoditas dan produk Indonesia lainnya seperti kopi, teh, rempah-rempah, mie instant dan karet memperoleh perhatian dan permintaan dari berbagai pengusaha tidak hanya di Serbia tapi juga negara lain.

Sebanyak 11 media diantaranya kantor berita Yanjug, Biznis News, Blic, E-kapija-portal pengusaha Serbia, Fair News, MC Portal, Poljopartner-portal khusus dibidang pertanian, Press, Portal Ravnica-portal para petani mendatangi stand Indonesia.

Selain itu Radio Televisi Vojvodina, Vecernje Novosti menyanjikan artikel mengenai kehadiran Indonesia di pameran terkait dengan promosi dan juga kehadiran pengusaha Indonesia pada pameran ini. (atr/ish)

sumber : http://www.faktapos.com/ekonomi_bisnis/412/produk-pertanian-indonesia-diminati-naegara-lain

Sabtu, 07 Januari 2012

Solusi Permasalahan Irigasi di Musim Kemarau

Sistem Irigasi Tetes

 
Sumber gambar :taman-rif.com

Sistem irigasi tetes adalah metode yang sebenarnya sudah lama dikembangkan di Indonesia,
Akan tetapi karena kurang sosialisasi, metode irigasi ini tidak diminati oleh petani. Jadi petani indonesia sudah pasti tahu sistem irigasi ini

Irigasi tetes adalah irigasi yang langsung memberikan air ke tanaman. 
Bedanya dengan sistem irigasi biasa adalah irigasi ini tidak membuat basah tanah di sekitar tanaman, jadi hanya di dekat tanaman saja yang dibasahi

Kelebihan sistem irigasi tetes antara lain :
  1. Efisiensi air yang dibutuhkan hingga 95% dibandingkan dengan 50 hingga 65% untuk biaya overhead penyiram
  2. Mengurangi kehilangan air akibat penguapan, limpasan, overspray, erosi dan angin
  3. Tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit
  4. Biaya yang dibutuhkan lebih sedikit
  5. Ketersediaan air yang kontinu baik untuk tanaman
  6. Dapat diatur pengyiramannya sesuai kebutuhan yang dikehendaki

Alat untuk membuat sistem irigasi tetes,antara lain:

Ada berbagai macam bentuk irigasi tetes
Bentuk sederhana, alat yang digunakan bisa menggunakan botol minuman mineral bekas yang dilubangi,ada juga yang mendirikan tandon kemudian dialirkan dengan selang kecil untuk tiap tanaman.

Menurut saya, bentuk yang sederhana ini dapat diaplikasikan(digunakan) dipot-pot tanaman  hias dirumah atau untuk irigasi sawah

Bentuk Modern
Komponen Sistem irigasi tetes yang lebih modern terdiri dari sumber air, sumber tenaga, pompa, dan pengatur tekanan, katup kendali dan perangkat Back-flow (antisiphon), saringan, jaringan lateral (distribution lines), emitter, serta peralatan kontrol dan Monitoring

Pompa dan tekanan
Sebagian besar sistem irigasi tetes dirancang untuk kebun pekarangan (home garden) dan memerlukan tekanan sebesar 8 sampai 12 pound/inch2. Jika sumber air berasal air pam, diperlukan satu atau dua pengatur tekanan yang dipasang pada jaringan distribusi utama (Purser, 1999).

Katup Kenadlu dan Perangkat Back-flow (antisipthon)
Dianjurkan untuk memasang katup kendali pada jaringan distribusi untuk sumber air yang berasal dari air pam atau sumur. Perangkat ini akan mencegah terkontaminasinya sumber air dari arus balik air irigasi (Purser, 1999). Lebih baik lagi apabila disertai dengan alat pengukur.

saringan
Suatu saringan yang efisien adalah komponen paling penting dari sistem irigasi tetes disebabkan oleh kelemahan adanya penyumbatan pada saringan. Kebanyakan air yang digunakan harus lebih bersih dari air minum. Sistem irigasi tetes biasanya memerlukan saringan kerikil, atau saringan pasir bertingkat. Rekomendasi dari pabrik pembuat emitter harus diikuti dalam memilih sistem saringan. Bila tidak terdapat rekomendasi seperti di atas, diameter pembukaan netto dari saringan harus lebih kecil dari 1/10 sampai ¼ dari diameter pembukaan emitter. Untuk air tanah yang bersih, suatu saringan ukuran 80 sampai 200 mesh sudah mencukupi (Schwab, 1992). Saringan diperlukan pada sistem irigasi tetes dan berfungsi untuk membuang pasir dan partikel bahan organik yang terlarut. Saringan ini akan membuang tanah, pasir dan partikel bahan organik yang terlarut, tetapi saringan tidak bisa membuang mineral terlarut, algae atau bakteri.
Untuk air dengan kandungan debu dan algae yang tinggi, diperlukan suatu saringan pasir yang didukung dengan saringan kain. Alat pemisah pasir yang terletak dibagian muka saringan mungkin diperlukan jika air mengandung cukup banyak pasir. Strainer pada jaringan dengan saringan yang bisa dipindah serta ulir pembersih sudah mencukupi bagi air dengan kandungan pasir yang kecil. Saringan sekunder bisa dipasang pada bagian pemasukan untuk masing-masing manifold. Hal ini dianjurkan sebagai tindakan pencegahan keamanan bila terjadi kecelakaan selama pembersihan atau kerusakan saringan memungkinkan partikel atau air tidak tersaring melewati bagian dalam sistem (Schwab, 1992).

Jaringan Lateral (distribution lines)
Jaringan lateral bisa berupa selang atau pipa air dari karet, tapi untuk sistem irigasi permanen, pipa PVC merupakan alternatif terbaik (Purser, 1999).
Jaringan lateral bisa diletakkan sepanjang baris pohon, dan diperlukan beberapa emitter untuk tiap pohon. Kebanyakan lateral memiliki emitter majemuk, seperti tabung spaghetti atau jaringan pigtail. Bisa disediakan satu atau dua lateral per baris tergantung pada ukuran pohon. Untuk pohon kecil, satu jaringan lateral sudah mencukupi (Schwab, 1992).

Emitter
Tersedia beberapa tipe dan rancangan emitter secara komersial. Emitter mengendalikan aliran dari jaringan lateral. Tekanan sangat berkurang oleh emitter, kehilangan ini dilaksanakan oleh bukaan kecil, lintasan aliran panjang, ruang vortex, pengaturan secara manual, atau peralatan mekanis lainnya. Beberapa emitter diatur oleh tekanan dengan merubah panjang dan penampang melintang lintasan aliran atau ukuran lubang (orifice). Emitter ini memberikan debit yang relatif tetap pada berbagai kisaran tekanan. Beberapa emitter dapat membersihkan dirinya sendiri dan mencuci secara otomatis. Pipa sarang atau tabung mempunyai banyak lubang-lubang kecil seperti ditunjukkan pada. Kebanyakan emitter diletakkan pada permukaan tanah, tetapi bisa juga ditanam pada kedalaman yang dangkal untuk proteksi (Schwab, 1992).

Peralatan kontrol dan Monitoring
Peralatan yang diperlukan untuk mengontrol dan memonitoring sistem irigasi tetes (Purser, 1999):
  • Pengukur tekanan sebaiknya dipasang untuk memonitor tekanan pada sistem irigasi tetes.
  • Katup pengendali sebaiknya diletakkan antara sumber air dan jaringan lateral. Jika sumber air dari sumur, sungai, atau kolam, sebaiknya dipasang perangkat back-flow untuk mencegah kemungkinan kontaminasi arus balik dari air irigasi ke sumber air.
  • Tensiometer atau peralatan lain yang bisa mengukur kelembaban tanah sangat membantu.

 
Gambar 1.    Komponen-komponen sistem irigasi tetes (digambar ulang dari Purser, 1999 dan James, 1988).


Alat-Alat sistem Irigasi tetes lainnya dapat di lihat di http://id.egardenlighting.eu/sistem-irigasi-tetes_1.asp


Menurut saya, bentuk modern ini lebih cocok untuk sawah dan perkebunan