ENERGI ALTERNATIF(BIOETHANOL) DARI JERAMI
picture:metawy-fisika08.blogspot.com
Selama
ini, jerami hanya jadi bahan buangan setelah padi dipisahkan untuk diolah jadi
beras. Kalaupun ada yang memanfaatkan, jerami digunakan untuk bahan pembersih
atau juga kerajinan tangan. Meski begitu, jumlahnya pun tak banyak dan justru
akhirnya hanya dibakar atau jadi bahan pakan ternak.
Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel. Namun, jerami padi tidak dapat langsung difermentasi menjadi bioethanol. Jerami padi perlu diberi perlakuan awal terlebih dahulu untuk menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana sebelum difermentasi menjadi bioethanol. Teknik perlakuan awal yang efektif (mudah dan cepat) dan efisien (murah) untuk biomasa limbah agroindustri jerami padi secara kimia belum ditemukan dan perlu diteliti.
Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. "Semua dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan," sebut Xiujin Li dari Universitas Teknologi Kimia Beijing.
Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel. Namun, jerami padi tidak dapat langsung difermentasi menjadi bioethanol. Jerami padi perlu diberi perlakuan awal terlebih dahulu untuk menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana sebelum difermentasi menjadi bioethanol. Teknik perlakuan awal yang efektif (mudah dan cepat) dan efisien (murah) untuk biomasa limbah agroindustri jerami padi secara kimia belum ditemukan dan perlu diteliti.
Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. "Semua dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan," sebut Xiujin Li dari Universitas Teknologi Kimia Beijing.
Sumber:
Produksi
biohidrogen dan bioetanol dapat menggunakan bahan baku limbah yang mengandung
selulosa, diantaranya adalah jerami padi. Diantara komponen yang terdapat pada
jerami padi, kandungan selulosa yang paling besar sebanyak 37,71 %, maka
selulosa merupakan bahan yang sangat menjanjikan untuk di konversi menjadi
glukosa sebagai bahan baku biofuel yang merupakan energi yang dapat
diperbaharui. Enzim yang digunakan dalam proses hidrolisis adalah enzim selulase.
Percobaan ini bertujuan untuk menyediakan glukosa sebagai bahan baku untuk
produksi biofuel dan menentukan kondisi optimum pada proses hidrolisis
enzimatik jerami padi menggunakan selulase dari Trichoderma reesei dan
Aspergillus niger.
Pre-treatment jerami padi secara mekanik dapat
dilakukan dengan mengeringkan jerami padi di panas matahari, memotong 1 cm,
menggiling jerami dengan milling, dan mengayak jerami padi dengan menggunakan
screener. Pre-treatment jerami padi secara kimiawi dapat dilakukan dengan
menambahkan NaOH 1% yang berfungsi untuk menghilangkan lignin, memanaskan dan
mengaduk dengan stirrer selama 8 jam dengan suhu 80C, memisahkan campuran tersebut
dengan pompa vakum, dan mengoven jerami padi pada suhu 100C selama 2 jam.
Membuat media pertumbuhan mikroorganisme penghasil enzim selulase yaitu jamur
Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan menggunakan PDA (potato
dextrose agar), dilanjutkan dengan produksi enzim selulase, dan terakhir
menghidrolisis jerami padi menjadi glukosa dengan enzim selulase.
Created
by :
SANJAYA, WAYAN ; ADRIANTI, SHELYRIA
SANJAYA, WAYAN ; ADRIANTI, SHELYRIA
ada penelitian lain yang mengungkapkan pembuatan bioethanol sebagai berikut:
jerami padi dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105oC sampai kadar air 0%
dan dilakukan pengecilan ukuran (40 mesh). Kemudian, jerami padi dianalisis
kadar selulosa, hemiselulosa, dan ligninnya terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk penelitian. Setelah dianalisis, jerami padi direndam dalam larutan
H2SO4 (0 – 1.2 M) dengan waktu 12-72 jam (suhu ruang) dan 15-45 menit (suhu
121oC). Hasil glukosa optimal (420.063 µg/mL) diperoleh dari jerami
padi yang direndam dalam larutan H2SO4 0.05 M pada suhu 121oC selama 15 menit;
sedangkan jerami padi yang direndam dalam larutan H2SO4 0.05 M selama 48 jam
pada suhu ruang menghasilkan glukosa sebesar 170.755 µg/mL.
sumber:
0 komentar:
Posting Komentar