Jumat, 24 Juni 2011

Kecil Kecil Cabe Rawit

Pepaya kok kecil? Enak nggak sih? Bila diusahakan, apa menguntungkan?
            Itulah komentar konsumen terhadap pepaya California empat sampai lima tahun lalu. Penyebabnya, saat itu belum banyak masyarakat yang mengenal varian pepaya mungil ini.  Tak heran, meskipun petani di wilayah Bogor sudah banyak yang menanam tapi gagal di pasaran. Kini, lain lagi ceritanya. Harga pepaya California jauh melampaui pepaya lokal. Di tingkat petani, pepaya tersebut laku dijual Rp2.200/kg. Sedangkan pepaya lokal hanya Rp600—Rp800/kg.

Lebih Genjah
            Suhandi adalah salah satu petani yang tertarik menanam pepaya California, karena menurut dia nilai ekonomisnya tinggi. Selain itu, produktivitasnya juga tinggi. Sebatang tanaman pepaya California dapat berproduksi selama tiga tahun sebanyak 15–60 buah/tahun. “Satu hektar bisa ditanami 1.500–2.000 batang dengan produktivitas rata-rata 70%,” ujar Suhandi.
            Selain itu, petani asal Kampung Tarikolot, Desa Cimande, Kec. Caringin, Kab. Bogor, Jawa Barat, ini berpendapat pepaya California lebih cepat berbuah, tujuh bulan setelah tanam bisa dipanen. Sementara pepaya lokal  baru bisa panen pada umur 9–11 bulan. Kelebihan lainnya, tinggi tanaman pepaya California rata-rata hanya 2 m, sementara pepaya lokal 4–5 m.
            Idealnya, pepaya California ditanam pada ketinggian 200–500 m di atas permukaan laut. Di Tarikolot, dengan ketinggian tempat 500 m dpl, Suhandi menerapkan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m, atau 1.500 batang/ha. Kalau di dataran rendah, pepaya ini bisa ditanam lebih rapat.

Sama-sama Untung
            Penanaman dilakukan awal musim hujan, sekitar September—Desember. Sehingga diharapkan bisa berbuah pada musim kering, supaya buahnya lebih manis.
            Meskipun menjanjikan keuntungan lebih, budidaya pepaya California bukan tanpa kendala. Sebab, pepaya ini lebih rentan terhadap hama dan penyakit, terutama bercak daun dan jamur. “Pengendaliannya harus terpadu disertai pemberian kompos yang lebih banyak agar pertumbuhan tanaman lebih bagus,” ujar Suhandi.
            Pepaya dijual dengan sistem borongan seharga Rp2.200/kg. Di eceran, laku Rp3.000/kg. Sementara di pasar swalayan Rp5.000–Rp7.000/kg.

Enny Purbani T./Marwan Azis (Makassar).
Masalah utama pepaya Indonesia adalah ukurannya terlalu besar dan warnanya kurang menarik. Ada kesan bau burung muncul saat kita memakannya dan sulit penyajiannya.
Buah pepaya bukanlah buah asli Indonesia tetapi berasal dari Amerika Tengah dan daerah Karibia. Namun di Indonesia pepaya menjadi buah yang tersedia sepanjang tahun. Ini menjadikan budidaya pepaya tidak mengenal musim seperti komoditas buah pada umumnya.
Bersesakan dengan varietas yang ada seperti Paris, Jinggo, Dampit, dan Bangkok, muncul beberapa varietas unggulan hasil introduksi, seperti California dan Hawaii. Kedua varietas ini mempunyai ukuran buah relatif kecil bila dibandingkan yang lain.

California Saingi Hawaii
Pepaya California berukuran sedang, bobotnya antara 800 gram hingga 1,2 kg. Bentuk buahnya seperti peluru. Ciri lainnya, daun mempunyai jambul. Rasa pepaya ini manis dan rasa manisnya seperti tertinggal di mulut saat dimakan. Selain itu daging buahnya kenyal dan tebal. Pada saat proses panen, buah yang baru petik bisa langsung dicuci dengan air, sedangkan pepaya jenis lain tidak akan bisa tahan lama jika dicuci. Dengan sistem budidaya intensif, satu tanaman minimal bisa menghasilkan buah sebanyak 25 kg.

Tanaman pepaya California lebih pendek daripada pohon pepaya kebanyakan. Paling tinggi hanya dua meter. Panen sudah dapat dilakukan saat usia pohon 9 bulan dan dalam satu tahun dapat dipanen empat kali.
Varietas unggulan lainnya adalah pepaya Hawaii. Pepaya ini terbilang Solo Type, artinya dapat habis dimakan untuk satu orang. Ukurannya mini dengan bobot hanya setengah kilo, bentuk buahnya bulat. Kulit buah yang telah matang berwarna kuning cerah. Daging buahnya agak tebal, berwarna kuning.

Pepaya Lokal
Pusat Kajian Buah Tropika IPB pun mengeluarkan beberapa varietas unggulan yang mencoba memadukan antara standar internasional dengan selera Indonesia. Antara lain, IPB 1 atau yang lebih dikenal dengan nama Arum. Warna kulitnya hijau terang dengan daging buah jingga kemerahan. Bobot buah 0,63 kg dan tekstur buah agak licin. Bentuk buahnya lonjong dengan panjang buah 14cm dan diameter 10cm.
Varietas lain yang sudah mulai dikomersialkan adalah IPB 3 dengan bobot buah 400-500 gram. Warna kulit buah hijau dan masuk kategori Solo Type. Warna daging buah jingga kemerahan dengan tekstur kulit buah intermediate.
Untuk kategori berukuran sedang, Pusat Kajian Buah Tropika mengeluarkan IPB 9. Varietas ini bentuk buahnnya seperti pepaya California dengan bobot 800 gram hingga 1,2 kg. Semua varietas penemuan lembaga ini persentase bunga berkelamin ganda (hermaprodit) dapat  mencapai 60%. 
Satu hal positif yang membanggakan kita adalah sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan virus Papaya Ringspot Virus (PRSV) yang dapat menurunkan produksi pepaya sampai 80%. Virus tersebut sudah banyak menyerang pepaya di beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina

 

Selamet Riyanto


Sumber: 1. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=10&aid=1110
               2. http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=879

0 komentar: